Siang tadi ketika aku sedang menuju Toilet, tanpa sengaja aku berpapasan dengan seorang OB di tempat aku bekerja dan mendapati dia sedang menangis di pojok ruangan Pentri (ruang para OB). Lalu dengan bermaksud menanyakan apa yang sedang terjadi pada dirinya, timbulah percakapan sebagai berikut:
Aku : "kenapa Din (Nama OB itu)?"
Udin : "saya habis dipanggil HRD Mas, mereka bilang saya dipecat mulai hari ini"
Aku : "loh ko bisa semudah dan semendadak itu sih, memang alasannya apa?"
Udin : "ga tau Mas Alasannya apa, tapi yang pasti katanya saya udah ga bisa kerja disini lagi karena OB disini udah Over Load."
Akhirnya aku coba menasehati dia dan memang cuma itu sementara yang bisa aku lakukan, sambil coba menenangkan Dirinya.
Wajar jika dia begitu terlihat Terpukul atas keputusa mendadak ini, karena aku tau bagaimana dia adalah seorang tulang punggung keluarga yang sangat memikirkan kelangsungan hidup keluarganya yang terdiri dari 3 orang Adik dan Ayah yang sudah tidak bekerja lagi karena dimakan usia serta Ibu yang hanya seorang IRT.
Aku coba mencari tahu apa sebenarnya alasan HRD memecat dia, apa benar OB telah Over Load? akhirnya aku tau bahwa memang akan ada satu pengurangan pegawai, namun aku begitu terenyuh ketika mengetahui Si Udin sebenarnya hanya "KORBAN" dari kebijakan HRD yang berbau Nepotisme.
Jadi HRD terpaksa memberhentikan Udin yang Kinerja dan Loyalitasnya Tinggi atas Perusahaan demi menyelamatkan Seorang OB yang hanya karena dia adalah Keponakan dari salah satu Pimpinan di Perusahaan ini. Padahal Kinerja dan loyalitasnya sangat Buruk. Padahal juag sudah banyak para karyawan yang tidak Puas dengan Kinerja OB yang masih Keponakan Salah satu Pimpinan di Perusahaan ini.
Ugh, kalo udah gini dimanakah keadilan bagi orang kecil yang selama ini "KATANYA" di perjuangkan oleh orang2 yang mengatas Namakan Rakyat Kecil?
Senin, 16 Maret 2009
Sabtu, 14 Maret 2009
Pemilu Ala Rakyat Kecil
Beberapa bulan belakangan ini aku sedikit terganggu dengan apa yang terjadi di tengah masyarakat kelas menengah sampai bawah yang dimana aku termasuk salah satu di dalam golongan masyarakat itu.
Ternyata pemilu bagi mereka adalah hanya sebatas pada siapa yang lebih banyak memberikan bantuan selama kampanye, maka itulah yang mereka pilih baik dalam tingkat DPRD sampai DPD. Padahal mereka tidak mengetahui apa latar belakang dari orang2 yang akan mereka pilih tersebut, yang penting saat ini mereka mendapatkan apa yang ingin mereka dapatkan. Mereka juga tidak pernah berfikir apa yang akan terjadi nanti jika orang2 itu terpilih dan apa dampaknya pada kehidupan mereka. Namun sekali lagi, bagi mereka adalah apa yang telah diberikan oleh orang2 tersebut saat mengambil hati mereka itu sudah lebi dari cukup. Kalo kata orang Betawi "yang penting Pendaringan Gue sekarang bisa Ngebul".
Yups, walaupun terlihat sangat picik tapi itulah mereka, itulah pola pikir mereka dan itulah cara mereka. Mungkin daripada pusing ditengah banyaknya Caleg yang mencalonkan diri, mending berfikir secara sederhana dan tidak terlalu muluk2. Karena bagi mereka apa yang dikatakan para Caleg, maupun Capres saat kampanye akan berbanding terbalik dengan kenyataan apa yang mereka rasakan setelah selesai Pemilu.
Tidak ada yang salah dalam hal ini, karena setelah Negri ini "Mengobarkan Sistem Demokrasi" yang akhirnya semakin menimbulkan Pertikaian antar pejabat yang memaksakan kehendak serta kepentingannya sendiri, maka tidak ada lagi masyarakat dari kalangan aku ini yang mampu berfikir Logis dan penuh perhitungan dalam memilih.
Jadi kesimpulannya adalah, bahwa ini semua adalh PR bagi para Pemimpin di Negri ini, baik Ulama sampai Umaro harus peka dan tidak lagi mementingkan kepentingan Individu dan Golongannya saja melainkan membangun bersama demi kepentingan Bersama.......
Ternyata pemilu bagi mereka adalah hanya sebatas pada siapa yang lebih banyak memberikan bantuan selama kampanye, maka itulah yang mereka pilih baik dalam tingkat DPRD sampai DPD. Padahal mereka tidak mengetahui apa latar belakang dari orang2 yang akan mereka pilih tersebut, yang penting saat ini mereka mendapatkan apa yang ingin mereka dapatkan. Mereka juga tidak pernah berfikir apa yang akan terjadi nanti jika orang2 itu terpilih dan apa dampaknya pada kehidupan mereka. Namun sekali lagi, bagi mereka adalah apa yang telah diberikan oleh orang2 tersebut saat mengambil hati mereka itu sudah lebi dari cukup. Kalo kata orang Betawi "yang penting Pendaringan Gue sekarang bisa Ngebul".
Yups, walaupun terlihat sangat picik tapi itulah mereka, itulah pola pikir mereka dan itulah cara mereka. Mungkin daripada pusing ditengah banyaknya Caleg yang mencalonkan diri, mending berfikir secara sederhana dan tidak terlalu muluk2. Karena bagi mereka apa yang dikatakan para Caleg, maupun Capres saat kampanye akan berbanding terbalik dengan kenyataan apa yang mereka rasakan setelah selesai Pemilu.
Tidak ada yang salah dalam hal ini, karena setelah Negri ini "Mengobarkan Sistem Demokrasi" yang akhirnya semakin menimbulkan Pertikaian antar pejabat yang memaksakan kehendak serta kepentingannya sendiri, maka tidak ada lagi masyarakat dari kalangan aku ini yang mampu berfikir Logis dan penuh perhitungan dalam memilih.
Jadi kesimpulannya adalah, bahwa ini semua adalh PR bagi para Pemimpin di Negri ini, baik Ulama sampai Umaro harus peka dan tidak lagi mementingkan kepentingan Individu dan Golongannya saja melainkan membangun bersama demi kepentingan Bersama.......
Selasa, 10 Maret 2009
Mungkikah
Setiap saat aku berfikir tentang apa yang telah berlalu dalam kehidupanku. Mungkin setiap orang akan berfikir apa yang telah kulalui ini adalah satu hal yang biasa terjai dalam sebuah kehidupan. Namun bagiku setiap hal yang kualami ini adalah suatu hal yang sangat mampu membuat kehidupanku seperti tidak berarti. Hal- hal yang aku lakukan setiap saat hanya berakhir dengan rasa lelah dan letih yang teramat sangat menyiksa batinku tanpa aku dapati sesuatu yang mendekati harapanku. Dari mulai masalah keluarga, pekerjaan, serta masalah pribadi yang terus menghantui pikiranku saat ini.
Sekedar ingin bercerita, aku ini adalah seorang sulung dari 4 bersaudara yang ke-3 adikku adalah wanita. Ayahku adalah seorang pensiunan swasta yang hanya sebagai staf biasa dan tidak mendapat pesangon layaknya yang diterima pensiunan PNS. Ibuku hanya IRT yang tidak mempunyai penghasilan apa2. Jadilah aku yang saat ini menjadi tulang punggung keluargaku dengan segala keterbatasan yang aku miliki. Mulai dari pendidikan yang hanya berhenti di semester 4 salah satu PT Negri di Jakarta, Pekerjaan yang aku dapatkan cukup layak namun tidak dengan upah yang aku terima, Sampai Hobi yang aku miliki dibidang Musik namun lagi2 dengan berbagi keterbatasan fasilitas- seperti: keuangan untuk latihan yang sangat minim, hingga aku dan Bandku belum mampu menyalurkan lagu2 kami karena belum bisa membuat Demo.
Berbagai hal yang terjadi belakangan malah semakin menjepit hidupku. Mulai dari kebijakan2 yang diberikan Perusahaan tempatku bekerja yang sangat jauh dari harapan, sampai dengan kebutuhan ekonomi yang semakin memaksaku mencari tambahan diluar demi mencukupi kehidupanku dan keluargaku sehari-hari.
Namun aku sadar dibalik ini semua ada sebuah pengharapan yang bisa aku raih demi kehidupan yang lebih baik. Tinggal bagaimana aku dapat memanfaatkan segala keterbatasan yang aku miliki untuk meraih semua itu. Tapi yang jadi pertanyaan adalah: MUNGKINKAH???????
Sekedar ingin bercerita, aku ini adalah seorang sulung dari 4 bersaudara yang ke-3 adikku adalah wanita. Ayahku adalah seorang pensiunan swasta yang hanya sebagai staf biasa dan tidak mendapat pesangon layaknya yang diterima pensiunan PNS. Ibuku hanya IRT yang tidak mempunyai penghasilan apa2. Jadilah aku yang saat ini menjadi tulang punggung keluargaku dengan segala keterbatasan yang aku miliki. Mulai dari pendidikan yang hanya berhenti di semester 4 salah satu PT Negri di Jakarta, Pekerjaan yang aku dapatkan cukup layak namun tidak dengan upah yang aku terima, Sampai Hobi yang aku miliki dibidang Musik namun lagi2 dengan berbagi keterbatasan fasilitas- seperti: keuangan untuk latihan yang sangat minim, hingga aku dan Bandku belum mampu menyalurkan lagu2 kami karena belum bisa membuat Demo.
Berbagai hal yang terjadi belakangan malah semakin menjepit hidupku. Mulai dari kebijakan2 yang diberikan Perusahaan tempatku bekerja yang sangat jauh dari harapan, sampai dengan kebutuhan ekonomi yang semakin memaksaku mencari tambahan diluar demi mencukupi kehidupanku dan keluargaku sehari-hari.
Namun aku sadar dibalik ini semua ada sebuah pengharapan yang bisa aku raih demi kehidupan yang lebih baik. Tinggal bagaimana aku dapat memanfaatkan segala keterbatasan yang aku miliki untuk meraih semua itu. Tapi yang jadi pertanyaan adalah: MUNGKINKAH???????
Langganan:
Postingan (Atom)